Home KulINer Wirausaha Sosial Dalam Sajian Menu Kuliner Khas Manado – Jawa
KulINer - March 2, 2020

Wirausaha Sosial Dalam Sajian Menu Kuliner Khas Manado – Jawa

Masakan khas asal Manado bercitarasa pedas dipadukan dengan masakan khas Jawa yang manis menjadi ciri utama restoran “jam(u)an” yang terletak di kawasan Thamrin Residence, Jakarta Pusat ini.

Di resto ini penggemar makanan Sulawesi Utara dapat mencicipi aneka menu populernya, antara lain:  Bunga Pepaya, Ayam Woku, Nasi Ikan Cakalang, Daging Garo,  Bubur Manado. Sedang penikmat masakan Jawa varian menu masih terbatas, dari display  menu baru tersedia Nasi Pecel Madiun.

Menurut Thea Magdalena, pemilik restoran Jawa – Manado atau “jam(u)an ini terinspirasi dari pengalaman semasa kecil.

“Saya membawa cerita masa kecil saya dimana selalu dihidangkan masakan Jawa – Manado di rumah”, ujar Thea kepada insee.id.

Wirausaha Sosial
“jam(u)an” juga menggandeng “Duanyam” sebagai mitra untuk aksi sosial untuk ikut  menanggulangi “malnutrisi” di wilayah Flores Timut, NTT. Pemilihan “Duanyam” yang didirikan oleh Hanna Keraf.

“Saya percaya sebuah bisnis tak hanya berdampak untuk perusahaan tapi berdampak bagi orang lain atau orang – orang di sekitar kita,” ujar Thea saat peresmian restorannya pada  28 Februari lalu.

Menurut Thea, nasib bangsa berkaitan erat dengan kualitas generasi muda. Setiap anak berhak memiliki impian dan kesempatan untuk mengejar impian tersebut dan untuk dapat mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk itu setiap anak harus sehat  tubuh dan jiwanya.

Berhubung bisnisnya berkait  kuliner Thea berkeyakinan bahwa kesehatan tubuh adalah bagian dari “jam(u)an”.

“Saya ingin mengajak setiap konsumen jamuan untuk berpartisipasi membantu menurunkan angka perbaikan gizi di tempat-tempat yang saat ini masih memiliki angka kecukupan gizi rendah, saat ini kami menggarap desa-desa di Flores NTT bersama Duanyam,” tutup Thea.

Dalam pembukaan resto “jam(u)an” juga diadakan “donate as you shop” lewat  bazaar produk baju dari NOIR, Duanyam (besek) dan tentunya juga aneka makanan khas  “jam(u)an”. Hasil dari penjualan ini  didonasikan untuk anak-anak “malnutrisi” di Flores Timur.