Home INkulturasi Timlo, Paduan Cita Rasa Soto dan Bakso Khas Solo
INkulturasi - November 20, 2019

Timlo, Paduan Cita Rasa Soto dan Bakso Khas Solo

Saat menyeruput kuah hidangan ini di lidah terasa sekali cita rasa kaldu ayam dan yang mengingatkan memori kita rasa kuah bakso atau soto. Orang biasanya menyebutnya timlo.

Kuliner ini sangat populer di kota Bengawan atau Kota Solo sehingga sering dinamai timlo Solo. Tak salah dengan penyebutan ini, di kota Solo memang terdapat satu restoran berusia puluhan tahun berdiri secara khusus yang menjual sajian kuliner timlo Solo. Menurut sejarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, makanan timlo terinspirasi dari sup kimlo.

Dari manakah asal muasal kimlo? Konon, makanan ini berasal dari tradisi makanan berkuah di kalangan etnis Tionghoa. Dalam perjalanan waktu makanan ini populer di masyarakat umum terutama Jawa dengan sebutan timlo. Heri Priyatmoko  juga menuturkan makanan ini banyak dikenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Perubahan bunyi dari kata kimlo (awalan dengan huruf “k”) ke kata timlo (awalan dengan huruf “t”) dalam ilmu bahasa disebut korespondensi fonetik, umumnya akibat pelafalan oleh dialek berbeda dari dialek asal. Kalangan etnis Tionghoa dengan dialeknya menyebutnya kimlo, namun saat dialek itu dilafalkan terdengar oleh masyarakat Jawa seperti bunyi timlo dan akhirnya menjadi sebutan umum di lingkungan masyarakat Jawa.

Kasus perubahan bunyi yang berujung perubahan nama juga terjadi pada makanan asal Tionghoa lainnya. Siomay merupakan salah satu jenis dim sum. Nama asli siomay ialah shaomai yang merupakan makanan yang berasal dari daging babi cincang dibungkus kulit yang terbuat dari tepung. Demikian juga lumpia, nama ini berasal dari bahasa Hokkian yakni lun pia yang kemudian dilafal oleh kita dengan lumpia.

Nasinya Dipisah atau Dicampurkan

Timlo adalah sup, berisi irisan ati ampela ayam, irisan dadar gulung, irisan sosis solo, mihun, telur pindang, dan ayam goreng suwir. Kuahnya bening, encer, dan segar. Saat menyantap timlo dengan nasi, bisanya nasinya dipisah atau dicampurkan ke dalamnya seperti ketika kita menyantap soto atau bakso.

Kekhasan Timlo selain dari isiannya juga dari kuahnya yang gurih berasal dari sari kaldu ayam, bawang putih, bawang merah, merica, garam dan sedikit gula putih. Ramuan bumbu kuah ini menjadi cita rasa khas timlo Solo. Bila menilik komponen bumbu kuahnya, timlo memang mirip kuah soto bening atau bakso.

Selain itu ada sosis khas Solo, bentuknya tidak seperti sosis umumnya lebih dekat ke bentuk martabak. Tak heran orang luar Solo menyebutnya martabak karena dibuat dari kulit (campuran telur dan tepung) dengan isian suwiran daging ayam. Pada isian timlo juga ada irisan telur rebus, warna hitam pada permukaan telur tersebut didapat saat telur direbus dicampur dengan kecap.

Timlo Solo