
Harapan atau Kekhawatiran Sosok Menhan?
Sejak resmi dilantik menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju di Jakarta, Rabu pagi (23/10/2019). Terjadi banyak kontroversi di masyarakat baik di mata pendukung Prabowo maupun yang menolak dirinya.
Pendukung Prabowo yang semula kecewa, kini malah mendukung dan memuji kinerjanya. Seperti Rocky Gerung kini berbalik memuji dan optimis Prabowo sebagai Menhan akan membawa Pertahanan RI jadi terkuat di Asia, bahkan menurutnya kedepan bisa saja Prabowo diangkat menjadi Perdana menteri RI (dilansir: Wartakota, 17/11/2019). Hal senada dikatakan Dahnil A Simanjuntak, Jubir Prabowo, bahwa Menhan Negara lain sangat simpati dan ingin bertemu untuk membicarakan kerjasama bidang Pertahanan dengan Menhan baru.
Hal berbeda dikatakan Pendukung Jokowi, tokoh Aksi Kamisan Maria Catarina Sumarsih yang mengkritik pedas keputusan Jokowi ini dan meminta Presiden untuk introspeksi diri.
Bahkan media luar negeri asal Inggris, The Guardian menggambarkan kekecewaan pendukung Jokowi dengan memuat judul “Dark day for human rights”, yang menunjukkan kekecewaan dan kekhawatiran sebagian besar pendukung Jokowi tersebut.
Menilik pendapat masyarakat yang mendukung maupun kontra terhadap keputusan Presiden mengangkat Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI ini perlu kiranya dipertimbangkan langkah langkah antisipatif kedepan.
Selain adanya kemungkinan manuver Politik Pertahanan dan Keamanan yang kurang baik dari Prabowo dan kelompoknya yang dapat mengakibatkan gejolak bidang sosial dan kemanusiaan yang dikhawatirkan banyak orang.
Pengangkatan Prabowo jadi Menteri Pertahanan RI merupakan keputusan dilematis dan beresiko menurut Pendukung Jokowi, tapi sebagai keputusan Politik dalam negeri, hal ini memang harus diambil untuk meredam kegaduhan yang dilakukan oleh kelompok Radikal/Intoleran yang notabene Pendukung Prabowo.
Dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya manuver kurang menguntungkan tersebut. Perlu diantisipasi dengan mengangkat Aparat Penegak Hukum, TNI POLRI yang loyal/setia, cerdas dan berpengalaman kedepannya.
Misalnya dalam Pemilihan pucuk pimpinan TNI, Panglima TNI baru yang rencananya akan menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang masuki masa pensiun 3 bulan kedepan dan posisi Kabareskrim Polri yang saat ini kosong.
Dalam mengisi Posisi yang sangat strategis ini, diharapkan Presiden Jokowi memilih seseorang yang track recordnya Jelas baik loyalitas/komitmen terhadap Pemerintah dan Pengalaman dalam menetralisir kerawanan situasi sosial yang terjadi.
Seperti motto Presiden Joko Widodo pada saat Pelantikan para Menteri Kabinet Indonesia Maju,” Tak ada Visi Misi Menteri yang ada hanyalah Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden. *BP