Home INdonesiana Semarak Perayaan Cap Go Meh di Lo Cia Bio
INdonesiana - February 10, 2020

Semarak Perayaan Cap Go Meh di Lo Cia Bio

Lampion-lampion merah beraksen emas bergantungan di sepanjang jalan menuju Lo Cia Bio, Vihara Bodhi Dharma berlokasi di jl. Duri Pulo I no. 19, Jakarta. Tampak sekelompok orang hilir mudik berpakaian putih-putih berbordir tulisan emas. Lo Cia Bio, Sabtu (8/02/2020) semarak dengan lampu warna-warni serta lampion.

Tak lama kemudian terlihat akitivitas umat sembahyang khusuk, berlutut, menundukkan kepala di depan altar. Seraya memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan di tahun yang baru. Asap hio memenuhi ruang klenteng. Sementara di luar terlihat beberapa persembahan bumbungan uang perahu warna emas terbuat dari kertas (Kim Coa) dibakar. Debu-debu sisa pembakaran beterbangan seperti hujan salju lokal di langit Jakarta yang kelam. Helaian berwarna putih keabuan pun berjatuhan di antara barisan Joli atau tandu dewa yang tadi digotong dalam Kirab Ritual Cap Go Meh.

Apakah yang membuat Lo Cia Bio istimewa? Sejarah menuliskan Lo Cia Bio, Vihara Bodhi Dharma didirikan pada tahun 1959 oleh Komunitas Sulawesi Utara di Jakarta. Bertujuan sebagai tempat ibadah bagi para pemeluk agama Tridharma (Sam Kao), hasil perbauran antara Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme bersumber pada ketiga Ajaran Sang Tri Nabi Agung. Yaitu, Khonghucu, Lao Tze dan Buddha Gautama. Akan tetapi Lo Cia Bio termasuk jenis Kelenteng Komunal yang terbuka bagi siapa saja atau umum, tanpa ada perbedaan ras, etnis, suku, golongan, atau asal-usul.

Karena ada pengaruh Sulawesi Utara, ada keunikan tersendiri, yaitu untuk memasuki altar di lantai dasar bagian belakang. Tidak diperbolehkan memakai alas kaki. Sehingga pengunjung wajib melepaskan sepatu atau sendal yang dipakai. Jika diperhatikan baik-baik, tak jarang terdengar celetuk-celetuk khas atau pun percakapan dalam bahasa Manado oleh umat di Lo Cia Bio.



Sejarah Cap Go Meh

Cap Go Meh dahulu kala dirayakan hanya untuk kalangan istana. Kemeriahan malam hari dipenuhi cahaya lampion dan kilau warna warni dari aneka lampu. Oleh karena itu Cap Go Meh kerap disebut Festival Lampion. Lampion pertanda harapan kesejahteraan hidup bagi seluruh anggota keluarga. Lambat laun berkembang dan dikenalkan kepada masyarakat umum. Cap Go Meh, adalah waktu rakyat bisa bersenang-senang seraya menikmati pemandangan lampion dengan berbagai pernak-pernik hiasan.

Perayaan Cap Go Meh menampilkan Tarian Barongsai dan Liong (naga). Rakyat berkumpul bergembira sambil saling mendoakan sekaligus menikmati kemeriahan ini diramaikan dengan semarak kembang api dan petasan. Mengapa perayaan ini identik dengan Barongsai dan Liong? Disebabkan Barongsai adalah simbol kebahagiaan, kegembiraan, dan kesejahteraan. Sedangkan Liong dianggap sebagai simbol kekuasaan atau kekuatan.

Secara umum orang-orang mengenal Cap Go Meh adalah perayaan yang dilakukan oleh orang Tionghoa dua minggu setelah Tahun Baru Imlek. Padahal ada makna lain yang termaktub dalam rangkaian kegiatan menyambut tahun dengan harapan-harapan baru.

Ibadah ke klenteng untuk memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan di tahun baru adalah hal yang biasa dilakukan umat dalam melakukan perayaan Cap Go Meh. Sesuai dengan ajaran Tri Nabi Agung akan pentingnya bakti dan penghormatan terhadap orang yang dituakan. Dipraktekkan dalam tindakan bersujud bertujuan menghormati dan mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan sanak keluarga yang lebih senior.

Di altar

Hal ini menjadi tradisi dan budaya kumpul dan makan bersama keluarga. Begitu pula saling mendoakan untuk tahun baru yang lebih baik. Juga berbagi kebahagiaan menjadi budaya yang dilakukan hingga 1-2 minggu, karena pada umumnya merupakan keluarga besar.

Kirab Ritual Cap Go Meh 2571/2020

Di Lo Cia Bio, Vihara Bodhi Dharma diadakan kegiatan ritual rutin, Kirab Ritual Cap Go Meh. Dilaksanakan tepat dua minggu setelah tahun baru imlek, sekaligus memperingati Hari Besar Yang Suci Siong Guan Thian Kuan Tae Tie. Sesuai dengan penanggalan lunar yang dijadikan acuan oleh ketiga ajaran yang dianut Lo Cia Bio.

Sejak awal didirikan, Lo Cia Bio, Vihara Bodhi Dharma merupakan satu-satunya klenteng di Jakarta yang mempunyai media transenden hubungan antar manusia dengan Alam Dewa melalui Para tangsin dalam memberikan pelayanan spiritual. Hal ini berupa blessing: pengobatan, rejeki, jodoh, atau pun petunjuk mengatasi berbagai kesulitan manusia. Oleh karena itu, setiap tahun baru Imlek Lo Cia Bio mengadakan pembagian kebahagiaan serta doa dan blessing keselamatan bangsa dan negara. Dengan memohon dan mengundang para dewa melakukan blessing keluar kelenteng (bio) melalui Kirab Ritual Cap Go Meh Tahunan. (***)










Foto: penulis