Home INdonesiana Selangkah Lebih Maju, Tahun 2020 Biodiesel B30 Sudah Bisa Dimanfaatkan
INdonesiana - December 10, 2019

Selangkah Lebih Maju, Tahun 2020 Biodiesel B30 Sudah Bisa Dimanfaatkan

Indonesia terbukti berhasil menjadi pioner dalam pemanfaatan biodiesel. Setelah sukses dengan uji coba B20, kini Indonesia melakukan uji coba B30. Komitmen Indonesia memanfaatkan biodiesel, telah mendorong sejumlah negara tetangga ikut melakukan uji coba. Malaysia, kini pada tahap penggunaan B20, demikian halnya Vietnam, Thailand dan juga Columbia. 

Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanjan Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud, dalam Diskusi media FMB9 dengan tema “Diskriminasi Kelapa Sawit, B30 Siap Meluncur” di Ruang Serba Guna Kementerian Kominfo, Senin (09/12/2019).

“Columbia sekarang sedang giat menanam sawit” jelasnya. Banyaknya negara yang mulai menggunakan energi bersih biodiesel, membuat Musdalifah optimis, masa depan kelapa sawit Indonesia akan semakin cerah. Saat ini Indonesia merupakan negara terbesar penghasil sawit dengan produksi sekitar 45 juta ton. Indonesia juga sebagai eksportir terbesar. 

“Negeri kita sangat cocok untuk menanam sawit. Dengan pendidikan sebagian besar masyarakat cocok untuk mengelola sawit. Banyak petani tertolong hidupnya karena sawit,” kata Musdalifah.

Selanjutnya, Musdalifah menegaskan bahwa semua kebun sawit kita kelola dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. 

“Kampanye sawit sebagai sebab deforestasi di dunia tidak benar. Karena lahan sawit terhitung kecil, hanya sekitar 0,3 persen dari deforestasi dunia yang mencapai 700 juta hektar. Lagi pula, sebagian besar, di Indonesia 49 persen  lahan sawit merupakan milik masyarakat. Ini usaha yang sangat menguntungkan masyarakat,” jelas Musdalifah

Ia juga mengatakan, kita terus dorong sawit Indonesia berkembang dengan baik. Tentu saja, cara-cara pengelolaan sawit terus diperbaiki dan ramah lingkungan.

Pemanfaatan sawit untuk biodiesel, demikian ditambahkan Musdalifah, telah menghemat devisa untuk impor solar cukup signifikan. Lewst B20, berjasil menggantikan impor sebesar 3,5 juta kiloliter.

“Saat kita mengimplentasikan B30, membutuhkan sawit sedikitnya 6 juta ton. Jadi ini betul-betul sangat luar biasa, untuk mengurangi impor solar. Dengan sendirinya ini juga akan menumbuhkan usaha sawit yang terbukti mampu menyerap tenaga kerja cukup besar. Yakni, sekitar 8,5 juta tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung nya bisa mencapai 12 juta,” jelasnya.

Sementara Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan kesiapan pemerintah dalam hal tata cara pemanfaatan Biodiesel B30.

Feby hadir sebagai narasumber mewakili regulator, yakni Kementerian ESDM menjelaskan kesiapan Indonesia dalam menerapkan Biodiesel B30 pada tahun depan (2020).

“Penyaluran BBM B20 selama ini tidak mengalami masalah, adapun ada kendala hanya kecil sekali. Sekarang kita sedang uji coba untuk pemakaian B30 untuk beberapa merek mobil diesel,” ujarnya.

Andriah juga menerangkan, selain memastikan kesiapan produsen serta sertifikasi baku mutu dan kualitas produk, Kementerian ESDM juga sudah menyediakan buku pedoman bagi para penyalur dalam melakukan handling terhadap penyaluran dan penyimpanan bahan  bakar campuran nabati dan solar ini. 

“Spesifik dari biodiesel seperti standar atau parameter pengolahannya diperketat, agar memberikan produk yang terbaik bagi konsumen,” jelas Andriah Feby.

Selain itu, Kementerian ESDM bersama produsen mobil diesel telah melakukan road test sepanjang 50.000 km di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah memakai B30 sejak Mei 2019 hingga November 2019. Kendaraan diesel yang dipakai berbobot di atas 3,5 ton dan di bawah 3,5 ton. 

Dari hasil road test tersebut, Andriah mengungkapkan pengaruh pemanfaat biodiesel terhadap kinerja mesin untuk kendaraan berkapasitas 3,5 ton ternyata malah meningkat daya kinerjanya. 

Sedangkan tingkat konsumsi bahan bakarnya sedikit meningkat tetapi emisinya cenderung turun antara 0,01 hingga 0,08 gram. Semuanya masih di dalam ambang batas yang ditetapkan. 

“Adapun pergantian filter bahan bakar bagi kendaraan baru perlu diganti pada rentang penggunaan 7.500-15.000 km. Artinya pergantian filter sedikit lebih awal setelah itu normal,” jelas Direktur Bioenergi Kementerian ESDM.

Uji coba B30 berikutnya akan diterapkan untuk bahan bakar kereta api, kapal laut, pembangkit listrik, serta kendaraan angkut pertambangan. 

Kementerian ESDM pada tahun 2020 ini sudah menetapkan alokasi B30 untuk didistribusikan oleh Pertamina di 25 titik serah di Jakarta, Medan, Balikpapan, Plaju, Rewelu dan Boyolali. Total alokasi pada tahap uji coba sebesar 209.238 kiloliter (KL) dari total 9,5 juta KL. (SB)