Home INdonesiana Buntut Banjir, FAKTA Ajak Warga Jakarta Ganti Gubernur
INdonesiana - January 3, 2020

Buntut Banjir, FAKTA Ajak Warga Jakarta Ganti Gubernur


Akhirnya Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta menyerah dan minta bantuan warga Jakarta untuk memberikan bantuan kepada warga korban banjir di Jakarta 1 Januari 2020.

Sampai hari ini, hari ketiga banjir, masih banyak wilayah di Jakarta yang banjir dan air belum surut. Masih banyak juga para korban banjir di tempat pengungsian, tanpa diurus baik oleh aparat pemprov Jakarta.

Memang 3 hari ini yang bergerak menolong para korban banjir adalah solidaritas warga Jakarta, aparat kepolisian, dan TNI. Sementara aparat pemprov dan Anies sendiri tidak kelihatan membantu masyarakat.

Kelihatan bahwa Anies Baswedan dan aparat pemprov Jakarta tidak siap dan tidak menjalankan manajemen penanganan bencana. Kejadian banjir Jakarta 2020 ini sama penyebabnya dengan banjir Jakarta 2002 lalu. Yakni dengan dijalankannya manajemen penanganan bencana banjir. Kesamaan itu dapat dilihat dari miripnya luasan wilayah terdampak banjir serta dampak kerugian yang dialami oleh masyarakat.

Saat menghadapi banjir Jakarta 1 Januari 2020 ini sama dengan banjir Jakarta 2002 dimana terjadi banyak korban serta kerugian dialami warga Jakarta karena tidak berjalannya sistem peringatan dini (Early Warning System) dan sistem bantuan darurat (Emergency Respon).

Demikian banjir Jakarta 2020 memang sangat terlihat tidak berjalan sistem peringatan (informasi) dini dan sistem bantuan darurat dari aparat pemprov Jakarta. Warga korban tidak mengetahui akan ada kiriman air dari Bogor. Padahal air dari Bogor membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 8 jam untuk sampai di Jakarta.

Jika ada kesiapan dan berjalan sistem peringatan dini oleh pemprov Jakarta maka warga bisa tahu lebih dini akan terjadi banjir. Sehingga warga bisa bersiap mengemas barang yang bisa diselamatkan dan mencari lokasi aman untuk mengungsi.

Akhirnya warga tidak memiliki persiapan cukup menghadapi banjir. Warga panik dan mencari penyelamatan sendiri dan mencari sendiri tempat aman untuk mengevakuasi diri dan keluarga mereka tanpa ada bantuan darurat dari pemprov Jakarta.

Begitu di tempat evakuasi pun sampai hari ini warga korban banjir justru lebih banyak dibantu oleh solidaritas warga Jakarta, aparat kepolisian dan TNI. Tidak berjalannya kedua sistem penanganan bencana itu tentunya adalah tanggung jawab Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta.

Dampak dari tidak berjalannya kedua sistem penanganan bencana itu mengakibatkan kerugian sangat besar. Tentu dampaknya terbesar bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Menurut informasi media massa sekitar 50.000 warga korban banjir Jakarta mengungsi, bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tidak beroperasi karena daerah sekelilingnya banjir besar.

Jatuh korban meninggal dunia sebanyak 17 orang. Berhentinya dan terganggunya layanan transportasi publik seperti KRL, Transjakarta, DAMRI karena jalan raya tertutup tingginya air banjir. Banyak usaha masyarakat yang tutup, rusak barangnya dan kendaraan hanyut rusak berat akibat terbawa air banjir. Warga korban banjir Jakarta harus berjuang sendiri mengatasi masalah dampak banjir yang mereka alami.

Dalam beberapa media massa, kemarin diberitakan tampak presiden Jokowi dengan beberapa Paspampres bersama para pekerja di Rumah Pompa Waduk Pluit memeriksa kondisi pengoperasian pompa air di sana.

Berdasarkan pantauan, pompa air yang dioperasikan dan disiagakan pada 1 Januari 2020 pukul 12 siang, hanya 50 pompa air yang dinyalakan dan 136 disiagakan. Jadi masih ada 264 pompa air yang dalam kondisi off atau tidak difungsikan. Temuan di lapangan juga banyak pompa air yang rusak sehingga wilayah tersebut tenggelam banjir karena air tidak bisa dipompa keluar.

Kemarin kepada wartawan, Gubenur Jakarta  Anies  Baswedan  mengajak seluruh warga Jakarta dan sekitarnya untuk turut memberikan bantuan kepada korban bencana banjir di wilayah Jakarta. Anies Baswedan mengatakan bahwa bantuan logistik yang akan diberikan warga sangat dibutuhkan untuk meringankan beban para pengungsi dari musibah bencana banjir.

“Bila ingin membantu datangi pos-pos yang nanti akan kami berikan juga informasinya. Silakan lihat di media sosial Facebook dan Instagram Pemprov DKI Jakarta, di sana ada alamat-alamat posko kami,” ujar  Anies  Baswedan  kepada wartawan di Jalan Rusunawa Pesakih, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat pada hari Kamis (2/1/2020).

Besarnya kerugian dan dampak banjir yang terjadi membuktikan bahwa Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta tidak bisa bekerja dan tidak bisa memimpin aparat pemprov Jakarta untuk menolong serta menyelamatkan warga Jakarta dari dampak banjir Jakarta 2020.

Begitu pula permintaan bantuan logistik oleh Anies Baswedan kepada warga Jakarta untuk menolong korban banjir Jakarta 2020 membuktikan bahwa Anies Baswedan sudah menyerah dan sebagai gubernur Jakarta tidak mampu lagi bekerja untuk menyelamatkan warga Jakarta. Untuk itu kami meminta kepada presiden Jokowi, pemerintah pusat agar:

  1. Mengambil alih penanganan penyelamatan warga korban banjir saat ini,
  2. pemerintah pusat segera membentuk sebuah badan di bawah presiden untuk Penanggulangan Masalah Lingkungan Hidup dan Banjir JABODETABEK.

Keputusan ambil alih penanganan korban banjir dan masalah memperbaiki lingkungan hidup agar tidak banjir ini perlu segera dilakukan oleh pemerintah pusat untuk mengurangi kerugian ekonomi seperti yang ditimbulkan akibat banjir Jakarta 2020.

Bagi warga Jakarta, mari kita dorong dan dukung Anies Baswedan agar dirinya mundur dari jabatan gubernur Jakarta karena sudah tidak mampu bekerja baik dan sudah menyerah tidak mampu menolong warga korban banjir Jakarta 2020.

Sebagai warga Jakarta mari kita membangun gerakan bersama #2020gantigubernurjakarta untuk membantu Anies Baswedan mau berhenti dari jabatan gubernur Jakarta. Kasihan Anies Baswedan jika terus dipertahankan menjadi gubernur Jakarta karena sudah tidak mampu dan sudah menyerah. Mari kita, warga Jakarta bergerak bersama #2020gantigubernurjakarta.

Jakarta, 3 Januari 2020
Azas Tigor Nainggolan
Advokat dan
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA).
Kontak: 081381822567

sumber foto: kompas.com