
Perkuat Kerjasama Dagang, Indonesia-Australia Bahas Dampak Covid-19
Indonesia dan Australia bersepakat untuk memperkuat kerja sama perdagangan di tengah pandemi global Covid-19. Kedua negara juga akan terus mendorong agar perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat mencapai kemajuan berarti. Melalui RCEP inilah kemitraan ekonomi negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik diharapkan bisa terwujud.
Hal tersebut ditegaskan saat Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan pertemuan telekonferensi dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Simon Birmingham, Senin (4/5).
Dalam pertemuan tersebut, Agus dan Simon juga membahas implementasi Perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), serta dampak Covid-19 bagi perdagangan kedua negara.
Kedua menteri menyepakati akan saling memperbarui informasi dan saling dukung, serta melakukan kerja sama agar perdagangan kedua negara dapat tetap berjalan lancar di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Implementasi IA-CEPA akan menjadi tonggak sejarah penting bagi kemitraan kedua negara dan strategis bagi pemulihan ekonomi akibat pendemi. Konsentrasi penting dari kerja sama IA-CEPA ini adalah kerja sama di bidang pendidikan vokasi dan penambahan kuota Working and Holiday Visa (WHV).
Turut hadir mendampingi Menteri Agus dalam pertemuan tersebut adalah Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo dan Direktur Perundingan Bilateral, Made Marthini.
Mengutip keterangan Kementerian Perdagangan, pada 2018, total nilai perdagangan Indonesia dengan Australia mencapai USD 8,5 miliar. Sementara pada periode Januari-Juni 2019, total perdagangan kedua negara telah mencapai USD 3,6 miliar.
Australia merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-13 dengan total ekspor USD 2,8 miliar di tahun 2018, naik sebesar 12 persen dari USD 2,5 miliar di tahun sebelumnya. Sebagai mitra impor, Australia menempati urutan ke-8 negara asal impor dengan total sebesar USD 5,8 miliar pada 2018, turun sebesar 3 persen dibanding tahun sebelumnya yang senilai USD 6 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada 2018 yaitu kayu (USD 124,7 juta); new pneumatic tyres of rubber (USD 60,7 juta); reception app for television (USD 52,4 juta); alas kaki (USD 52,1 juta); dan kayu lapis (USD 44,5 juta). Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Australia pada 2018 yaitu gandum dan meslin (USD 1,2 miliar); live bovine animals (UDS 521,5 juta); batu bara (USD 417 juta); tebu (USD 293,1 juta); dan bijih besi (USD 263,8 juta).