Home INfocus Pembangunan Laboratorium PCR Khusus dan Urgensi Terapi Plasma Darah Konvalesen Sebagai Serum Anti Covid 19 di Indonesia
INfocus - July 14, 2020

Pembangunan Laboratorium PCR Khusus dan Urgensi Terapi Plasma Darah Konvalesen Sebagai Serum Anti Covid 19 di Indonesia

  1. Kronologi Siswa Secapa AD dinyatakan Positif Terinfeksi Covid-19

Pada 28 Juni 2020, di mana dua orang siswa mesti menghadap dokter di klinik Secapa AD. Keluhannya, satu siswa mengalami bisul, dan siswa lainnya mengalami lemas di bagian tangan kiri.

Setelah melapor ke klinik Secapa AD, keduanya kemudian dirujuk menuju RS Dustira, Cimahi. Salah satu tujuan daripada rujukan itu tak lain lantaran siswa yang mengalami bisul harus segera dioperasi di sana.

Seperti halnya prosedur perawatan, rumah sakit mesti lebih dulu melakukan screening dan rapid test kepada pasien mereka. Setelah keduanya melakoni prosedur tersebut, dokter menetapkan bahwa mereka reaktif COVID-19. Syahdan, karena reaktif, keduanya langsung diminta untuk swab test.

Hasil daripada swab test terbit pada 30 Juni 2020, di mana menunjukkan bahwa kedua siswa Secapa AD itu positif virus corona tanpa gejala. Mendapati kabar itu, Komandan Secapa AD Brigjen TNI Ignatius Yogo Triyono, kemudian melapor ke Pangdam dan KSAD, yang kemudian meminta agar semua siswa Secapa AD, yang berjumlah 1.198 siswa, di-rapid test. 

Dalam rapid test massal ini, Secapa AD dibantu oleh tim medis Klinik Secapa AD, RS Dustira, RS Kesdam, dan tim medis dari Pusat Kesehatan AD. Tes massal itu dilakukan di hari yang sama, yakni pada 30 Juni 2020, seperti dilansir dari IDN Times Jabar.

Didapat hasil Rapid tes ada 180 dari 1.198 siswa dan siswi yang dinyatakan reaktif virus corona, sementara sisanya dinyatakan non reaktif. Dan dilanjutkan lagi pada 1 Juli 2020, 180 siswa Secapa AD yang reaktif virus corona melakukan test swab PCR. Dan pada 2 Juli 2020, hasilnya keluar: 172 siswa Secapa AD dinyatakan positif virus corona.

Melihat hasil Swab tes tersebut, maka atas perintah KSAD, ditindaklanjut Kodam 3 dan Secapa AD, dilakukanlah PCR Swab massal terhadap semua siswa, pelatih dan keluarga staf yang ada di Secapa AD Dan hasilnya mengejutkan, ternyata ada 1.280 orang positif terinfeksi Covid 19.

2. Keakuratan Hasil Rapid tes dibandingkan dengan PCR Swab

Menilik Klaster baru di Secapa AD Bandung, bahwa hasil Rapid Tes yang dilakukan selama ini ternyata belum akurat dalam menentukan seseorang positif terinfeksi Virus Covid 19 atau tidak. Hal ini terlihat dari hasil PCR Swab yang dilakukan pada ke 2 siswa Secapa di RS Dustira, Bandung – Jawa barat, dan hasilnya positif terinfeksi virus Covid 19.

Sebenarnya, Rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus Corona. Dimana pembentukan antibodi IgM dan IgG membutuhkan waktu 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jadi hasil negatif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang tidak terinfeksi virus Corona.

Begitu juga hasil positif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak. Hal ini karena antibodi yang terdeteksi bisa saja IgM dan IgG yang dibentuk oleh tubuh karena infeksi virus yang lain. Sehingga hasil seperti ini dapat dikatakan hasil positif palsu (false positive).

3. Pembangunan Laboratorium PCR Khusus di 68 RS TNI AD

Inilah alasan pentingnya melakukan tes PCR Swab. Dimana Tes PCR dapat memastikan hasil dari rapid test. Tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang paling akurat memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak.

Sebelum adanya Klaster baru di Secapa AD, Bandung, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasas pada hari Kamis (25/06/2020) melalui video conference bersama jajaran Mabes AD, RSPAD, petinggi Kodam dan 68 Kepala Rumah Sakit TNI AD sudah melakukan program Pengadaan Laboratorium PCR Khusus yang dilengkapi alat Kesehatan dan tenaga medis pada 68 Rumah Sakit TNI AD di wilayah Kodam yang ada di Indonesia. Program ini dilakukan dalam rangka menekan sekaligus memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19 di Indonesia.

Secara berkala KSAD beserta jajaran Mabes AD mengadakan video conference langsung dengan stake holder terkait, yaitu RSPAD dan 68 Kepala Rumah Sakit TNI AD terkait mengawasi langsung tahapan pembangunan Laboratorium PCR Khusus tersebut.

Saat ini sebagai bagian Pengadaan 68 Laboratorium PCR Khusus, Tahap pertama adalah Pembangunan Laboratorium PCR Khusus di 15 Rumah Sakit AD, yaitu: RS AK Gani, Ciremai, Cirebon, Salak Bogor, Kencana Serang, Dustira Cimahi, Sari Ningsih Bandung, Wijaya Kusuma Purwokerto, Slamet Riyadi Surakarta, Doktor Sutarto Jogya, Brawijaya Surabaya, Dr Harjanto, Wolter Mongonsidi Sulawesi Utara, Marthen Inday Papua, Kesdam Jaya Cijantung yang mana Pembangunan Laboratorium ini sudah selesai dan dalam tahap meng-install alat alat kesehatan Laboratorium PCR Khusus tersebut.

Dengan selesainya Pengadaan Laboratorium Khusus di 15 Rumah Sakit TNI AD dan akan dilanjutkan Pembangunan di 53 Rumah Sakit TNI AD lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diharapkan akan membantu Pemerintah Pusat dalam hal ini Gugus Tugas Nasional dalam memberikan informasi yang akurat kepada Presiden Joko Widodo, para menteri kabinet dan masyarakat mengenai pasien terinfeksi Positif Virus Covid 19 baik yang Reaktif (Positif Covid 19 dengan gejala) maupun pasien positif Virus Covid 19 yang Non Reaktif (Orang Tanpa Gejala).

Selain itu Pemerintah melalui Gugus Tugas Nasional dapat lebih mudah memetakan wilayah yang sudah aman dari Covid 19 (Zona Hijau) atau yang masih rentan Covid 19 (Zona Merah). Dalam hal ini Pemerintah dapat menentukan KPI (Key Performance Index) setiap Pemerintah daerah, baik Provinsi, kabupaten, Kota dalam pencegahan atau memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 di wilayah masing masing.

4. Pengembangan Terapi Plasma Darah Konvalesen dan Serum Anti Covid 19

Terapi Plasma Darah Konvalesen ini sudah berhasil menyembuhkan banyak pasien Covid 19 yang dirawat di RSPAD. Dimana RSPAD merupakan RS pertama di Indonesia yang menerapkan terapi ini dalam pengobatan pasien terinfeksi virus covid 19. Terapi ini sudah berhasil mengobati pasien pasien covid 19 yang dirawat di RSPAD Gatot Soebroto selama ini.

Terapi Plasma darah Konvalesen ini merupakan hasil kerjasama antara Lembaga Bio Molekular Eijkman, Bio Farma Bandung dan RSPAD Gatot Soebroto. KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa sangat mendukung dan memberikan perhatian khusus penelitian dan riset pengembangan terapi plasma darah konvalesen yang telah dilakukan dalam pengobatan pasien terinfeksi positif Virus Covid 19.

Dalam mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dalam terapi ini, menurut Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology Prof Amin Soebandrio dalam diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid 19, Jumat (15/5/2020) bahwa sampel plasma darah yang akan digunakan memegang peranan penting. Sampel plasma darah tdak boleh sembarangan diambil dari pasien sembuh dari Covid 19.

Berikut syarat untuk Donor penyintas (Plasma darah konvalesen) Covid 19, menurut Prof Amin:

  • Diutamakan laki laki
  • Jika perempuan, sampel perempuan yang belum pernah hamil
  • Terbukti sehat atau sudah negatif Covid 19 dari hasil laboratorium
  • Bebas dari infeksi virus covid 19
  • Bebas dari virus, parasite, atau pathogen lain yang kemungkinan bisa ditransmisi ke penerima melalui darah.
  • Memiliki titer antibody (imunnitas/stamina) yang cukup tinggi dan baik berdasarkan hasil uji netralisasi.

Dalam kunjungannya di Secapa AD, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa telah menanyakan kesedian para prajurit siswa Secapa AD dalam mendonorkan plasma darahnya untuk kepentingan pengobatan Terapi plasma darah bagi pasien terinfeksi positif Covid 19. Dan semua siswa Secapa AD menyerukan akan kesediaan mereka dalam mendonorkan plasma darahnya untuk kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia. (BP)