
PBNU Dan Lentera Baru Bagi Umat, Bangsa Dan Negara
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang di nakodai oleh KH. Miftahul Akhyar dan KH. Yahya Chalil Staquf biasa dipanggil Gus Yahya dalam perjalanannya sungguh betul betul menjadikan NU menjadi tenda besar yang menjadi pengayom tokoh tokoh dan warga NU.
Pertama Kyai Miftah dan Gus Yahya dalam menyusun kepengurusan PBNU merangkul komponen kekuatan yang ada di NU terutama representasi dzurriyah pendiri NU dan juga lintas partai politik .
Kedua Pengukuhan Pengurus PBNU yang dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden serta Pimpinan Partai Politik menunjukkan bahwa NU sangat penting keberadaannya di Negara Republik Indonesia.
Ketiga HARLAH NU 99 oleh PBNU tidak hanya di pusatkan di satu titik , selain di Balikpapan Kaltim juga di Labuan Bajo NTT , Jawa Timur dan rencana di Palembang Sumatera.
HARLAH NU 99 di Jawa Timur sungguh membawa kesan nilai nilai spritualitas, karena PBNU memulai dengan Ziarah ke Makam muassis NU , KH. Khalil Bangkalan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, dan sebelumnya juga PWNU Jatim Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin, sang pembawa tongkat dan tasbih dari Kyai Khalil ke kyai Hasyim Asy’ari sebagai isyarah berdirinya NU. Setiap Ziarah para dzurriyah mendampingi dan menjamu PBNU, termasuk Ning Yeny Wahid, putri Gus Dur yang menjadi rujukan warga NU dalam berbangsa dan bernegara.
Pemerintah Propensi Jawa Timur menjadi tuan rumah dan Gubernur Ibu Khofifah Indar parawansa menfasilitasi pertemuan silaturrahim di Grahadi antara PBNU dan PWNU Se Indonesia. Hal ini sebagai simbol bahwa NU bagian tidak terpisahkan dari Pemerintahan Negara Indonesia .
Dalam puncak HARLAH NU 99 ini juga diadakan Istighatsah dan Ijazah Ratib Shaikhina Muhammad Khalil Abdul Latif Al Bangkalani dan Kitab karya Syaikhana Khalil bertempat di Maqbarah Syaikhina Khalil, yang dihadiri Para Putra Putri dan Dzurriyah Pendiri NU , termasuk KHR. Achmad Azaim Ibrahimy Cucu Kyai As’ad, Ning Yeny Wahid, KH. Hasib Wahab, Gus Saifullah Yusuf, KH. Zulfa Mustofa Cicit Syekh Nawawi Al Bantani, KH. Abun Bunyamin Rukhiyat Cipasung, KH. Mustofa Agiel Siroj Cirebon, KH. Zuhri Zaini Poiton Probolinggo dan para Kyai Kyai sepuh lainnya.
Kehadiran para dzurriyah dan Kyai Kyai sepuh menunjukkan bahwa NU akan berjuang untuk kemaslahatan Agama, Bangsa dan Negara sesuai dengan cita cita berdirinya NU.
Selain itu, dalam momentum HARLAH NU juga diadakan MoU antara PBNU dan Menteri BUMN dan antara PBNU dengan Menteri Koperasi dan UMK sebagai Harakah dalam pemberdayaan ekonomi ummat.
Gus Yahya saat sambutan di Pesantren Syaikhana Khalil menyampaikan ayat :
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.
Oleh karena itu dalam rangkaian HARLAH NU ada ziarah ke makam Muassis sebab
NU membutuhkan energi spiritual yang kokoh karena NU bukan hanya akan berurusan dengan dinamika fisik, tapi juga dinamika sosial dan mental dari seluruh pergulatan umat manusia di seluruh dunia,”
DR. KH. Afifuddin Muhajir, MA selaku Wakil Rais Am yang juga hadir dalam kegiatan HARLAH NU sangat senang bisa bersama sama membaca Ratib Syaikhana Khalil dan menyeru agar Ratib tersebut dibaca oleh warga NU.
Semoga NU semakin memberikan manfaat dan jaya.
Dan hal yang menarik bagi kami KH. Zulfa Mustofa Wakil Ketua Umum PBNU dan dzurriyah dari Syekh Nawawi Al Bantani saat Ziarah ke Makam KH. Wahab Hasbullah , KH. Bisri Syamsuri , KH. Hasyim As’ari, dan Syaikhana Muhammad Khalil Al Bangkalani membacakan Syair Syair Arab terkait perjuangan para muassis di Nahdlatul Ulama dan Indonesia.
Oleh : HM. Misbahus Salam