
Menilik ‘Klaster Baru’ di Secapa AD Bandung, Terbukti Hasil Rapid Tes Tidak Akurat
Klaster baru kasus Covid 19 yang terjadi di Jawa barat ditemukan dalam lembaga pendidikan Secapa AD, Bandung, Jawa barat. Dimana ada 1.280 orang siswa atau prajurit dan pelatih TNI AD terinfeksi positif Covid-19.
Dalam konferensi pers yang digelar KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam 3 Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, menjelaskan tentang Klaster baru Secapa AD. Awal terungkapnya klaster baru ini, ketika ada 2 prajurit atau siswa Secapa memeriksakan penyakit yang dikeluhkan ke Rumah Sakit Dustira,” urai KSAD Andika. Rumah Sakit Dustira adalah rumah sakit AD terbesar di Jawa Barat yang ada di kota ini,” jelas KSAD Andika.
“Siswa yang satu mengeluhkan adanya bisul, yang menyebabkan demam karena infeksi, sedangkan yang satu lagi mengeluhkan masalah tulang belakang. Tapi ternyata setelah diswab, hasilnya positif,” jelas Andika. Berawal dari situ, dilakukan tracing di Secapa AD, sehingga didapat data terbaru pasien positif Covid 19 berjumlah 1.280 orang.
Perlu diketahui publik, mengenai mekanisme dalam penerimaan siswa atau prajurit TNI AD di Secapa AD, Bandung sangat ketat, terutama dalam penerapan protokoler kesehatan. Semua prajurit atau siswa Secapa AD harus menunjukkan hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan dalam keadaan sehat dan hasil Rapid tes Covid 19.
Mekanisme atau prosedur yang menyertakan protokoler kesehatan tersebut diterapkan di semua lembaga pelatihan TNI AD. Seperti di Rindam I Bukit barisan, Pematang Siantar, Sumatera Utara, protokoler kesehatan dilakukan dalam penerimaan calon siswa Tamtama dan Bintara di tahun 2020 ini. Selain surat keterangan berbadan sehat dari dokter, calon siswa/prajurit tersebut harus menunjukkan hasil Rapid tes dari Rumah Sakit atau Klinik yang ada dilingkungan Casi Tamtama atau Bintara tersebut.
Dalam seleksi di Rindam I beberapa minggu lalu, Rapid Tes ketat yang dilakukan oleh Rumkit TNI AD Pematang Siantar terhadap casi casi tersebut. Hasilnya ternyata ditemukan ada 17 casi (Calon siswa) Tamtama dan Bintara yang terinfeksi positif Covid 19, yang akhirnya didiskualifikasi dalam proses penerimaan prajurit Tamtama/Bintara TNI AD selanjutnya. Hal ini menunjukkan hasil Rapid Tes yang telah dilakukan selama di masyarakat, diragukan keakuratannya.
Menilik fenomena klaster baru Secapa AD Bandung diatas yang berkorelasi dengan penerapan Rapid Tes yang telah dilakukan selama ini di lingkungan pendidikan TNI AD. Dimana hasil Rapid tes tersebut seringkali tidak akurat. Maka KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menginisiasi pengadaan Laboratorium PCR Khusus yang akan dibangun di RSPAD dan 68 RS TNI AD di seluruh Indonesia, melalui video conference yang berlangsung di Mabes AD 2 minggu lalu atau tepatnya Jumat (26/06/2020).
Pengadaan Laboratorium PCR khusus ini dirasakan sangat perlu dan urgent oleh KSAD Andika, karena ketidak-akuratan hasil Rapid tes yang ada di lingkungan TNI AD selama ini. Apalagi di lingkungan TNI yang sangat rentan terpapar virus Covid 19, karena lingkungan kerja dan tugas para prajurit TNI yang beresiko tinggi terpapar virus Covid 19. Dimana para prajurit TNI tersebut merupakan baris terdepan dalam penanganan pandemik Covid 19, baik yang bertugas di RSPAD Gatot Soebroto, Wisma Atlet, RS TNI AD, sebagai Satgas Gugus Tugas di Bandara, Pelabuhan, Terminal atau stasiun KA dan lainnya. (BP)