
IPB : Hilirisasi Riset Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Hilirisasi riset menjadi kunci sekaligus salah satu parameter kesuksesan sebuah inovasi. Pasalnya hilirisasi membuat sebuah riset bermanfaat lebih besar untuk publik. Termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Rektor IPB University, Arif Satria mengatakan bahwa saat ini perguruan tingginya memiliki sekitar 61 riset yang tengah didorong menjadi pemain di kancah global. Untuk menuju ke arah itu, IPB telah meminta para peneliti membuat masterplan pengembangan inovasi yang dihasilkannya.
“Jadi yang PUI (Pusat Unggulan Iptek) sedang kami push terus. Harapan kami research center IPB ini bisa menjadi kelas global atau internasional,” ujar Arif saat memberikan sambutan di Science Techno Park (STP) IPB University, Bogor, Jumat (24/1).
Arif lantas mencontohkan keberhasilan Biofarmaka IPB yang berhasil menggandeng kerjasama dengan swasta dalam pengembangan inovasi peneliti. “Biofarmaka, salah satu research center yang banyak menghasilkan produk herbal. Sekarang ini sudah berkolaborasi secara intensif dengan pemda, pemprov, dan industri,” jelas dia.
Mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) itu menambahkan jika kampusnya juga mengundang swasta untuk berkolaborasi riset di IPB University. Bahkan, sudah beberapa swasta yang akan bergabung. Menurut Arif upaya ini sangat strategis karena riset yang dilakukan by demand, sesuai permintaan atau kebutuhan publik.
“Bulan kedua ini ada yang terkait minyak, kemudian ada Gapmi (gabungan pengusaha minuman), PTPN. Mereka nanti akan berakntor di sini. Ini yang dilakukan kampus-kampus global.
Mereka berkantor di research center. Dijadikan gedung kolaboratif untuk riset,” tambah Arif.
Dalam kesempatan tersebut, Arif membahas soal rencana IPB mengembangkan biomaterial. Dia melihat selain pangan, para peneliti IPB memiliki potensi mengembangkan biomaterial.
“Misalnya ada eco helm yang bahan dasarnya dari tandan kosong kelapa sawit, ada handbody lotion dari rumput laut, gitar bambu,” tutup Arif. (PR)