
Gebrakan baru edukasi musik Kemdikbud di Youtube
Pianis dan komponis Ananda Sukarlan yang tahun ini dilantik menjadi Presiden Dewan Juri Queen Sofia Prize di Spanyol yaitu ajang penghargaan musik klasik terbesar di Eropa, telah sukses menerbitkan rangkaian 3 video edukasi musik yang revolusioner, produksi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru dari Kementrian Pendidikan & Kebudayaan RI.
Tiga video ini telah ditayangkan dan dapat ditonton secara gratis di kanal YouTube budayasaya (dari Dirjen Kebudayaan RI) sejak awal Juli, dan terdiri dari 3 tema : “Disabilitas dalam bermusik” bit.ly/sukarlanedu1 , “Balonku ada 5, tapi kesalahan pianis pemula umumnya ada 10” bit.ly/sukarlanedu2 , dan “Apa yang membuat Musik Klasik jadi Musik Klasik” bit.ly/sukarlanedu3 .
Ananda juga mengajak Michael Anthony, pianis 17 tahun yang autis dan tunanetra serta pemain cello Jonathan Wiliam, salah satu mahasiswa terbaik Universitas Pelita Harapan. Jonathan sendiri tampil di 2 video. Kedua musikus muda ini telah banyak mendapat pujian dari para pemirsa, terbukti dari live chat room di setiap video.

“Dua tokoh telah menginspirasi, bahkan ‘mengajarkan’ saya bagaimana berkomunikasi untuk tujuan pendidikan. Yang pertama adalah ilmuwan Albert Einstein, yang bilang bahwa ‘Jika anda belum bisa menjelaskan sesuatu hal kepada anak umur 6 tahun, berarti anda sendiri belum benar-benar mengerti hal itu’. Yang kedua, tokoh menggambar Tino Sidin, yang dulu waktu saya kecil selalu saya tunggu acara ‘Gemar Menggambar’nya di TVRI setiap Minggu sore. Bukan ajaran menggambarnya, tapi cara beliau menerangkan dan berkomunikasi itu lah yang masih melekat di hati saya”, kata pianis yang menurut harian Australia Sydney Morning Herald adalah ” “one of the world’s leading pianists … at the forefront of championing new piano music” ini.
Serial pendidikan musik ini terbukti berguna bukan hanya untuk para murid yang belajar musik, tapi juga untuk umum terutama para pengajar dan orangtua pecinta seni musik. Beberapa tulisan, esai dan blogs telah ditulis sampai hari ini, dan Ananda mengharapkan bahwa aktivitas ini terus berkembang dengan berbagai diskusi. Berbagai ulasan telah diterbitkan antara lain di Jawa Pos https://www.jawapos.com/art-space/01/07/2020/memainkan-piano-tanpa-keterbatasan/ , juga berbagai blog para guru baik musik maupun sekolah umum seperti https://www.kompasiana.com/retty67/5ef76d82097f3605d848ab82/mengembangkan-talenta-muda-tanpa-pilih-kasih
dan https://ysanugerah.blogspot.com/2020/07/kepincut-ratu-sari-28-ananda-sukarlan.html