
Dipercaya Memimpin ICO (Organisasi Kopi Internasional), karena Indonesia adalah Produsen Kopi Terbesar Setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia.
Boleh jadi, belum banyak yang tahu jika saat ini Indonesia memimpin Organisasi Kopi Dunia atau International Coffee Organization (ICO). Didirikan sejak 1963, ICO merupakan organisasi kopi utama antar pemerintah yang beranggotakan 44 negara produsen atau eksportir kopi dengan pangsa mencapai 98 persen dari total produksi dunia.
Organisasi ini juga mewadahi negara konsumen/importir kopi dengan kontribusi mencapai 67 persen dari total konsumsi dunia. Setidaknya sebanyak 70 persen dari total produksi kopi dunia dihasilkan oleh 25 juta petani kecil yang terhimpun dalam organisasi ini.
Tujuan utama dibentuknya ICO adalah untuk memperkuat sektor komoditas kopi secara global. Organisasi ini juga diamanatkan melakukan pengembangan berkelanjutan pada market-based environment untuk kemajuan seluruh negara anggota.
Kewenangan tertinggi di ICO berada pada putusan dewan yang saat ini diketuai oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman
Pambagyo.
Iman ditetapkan sebagai ketua Dewan ICO periode 2019-2020, pada pertemuan tahunan ke-125 di London, Inggris, 23-28 September 2019 lalu. Menggantikan Stephanie Kung dari Swiss, penetapan Iman didukung penuh oleh kelompok negara eksportir maupun importir kopi dunia.
Terpilihnya Indonesia ini membuktikan jika kita dipercaya dunia internasional untuk mendorong keberlangsungan sektor kopi melalui kemitraan pemerintah, petani, dan sektor industri.
Untuk diketahui, saat ini Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Pertumbuhan konsumsi kopi Indonesia pun tercatat sebagai yang tertinggi di Asia dan tertinggi kedua di antara sesama negara produsen setelah Brasil.
Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sektor kopi turut terkena dampaknya secara langsung. Kendati begitu, Indonesia berkomitmen untuk membantu mengatasi problem yang dihadapi petani kopi lokal.
“Situasi ini tidak hanya berdampak negatif kepada petani, tapi juga kepada industri kopi. Inilah yang mendorong kami di ICO untuk merespons dampak pandemi, terutama bagi petani kecil dan UMKM. Negara, entitas organisasi internasional, lembaga pembangunan, akademisi, dan sektor industri harus bersatu untuk mencari solusi terbaik bagi pemulihan sektor kopi dunia,” ungkap Iman Pambagyo.