Home INdonesiana Deng Xiaoping Dan Muktamar Islam China
INdonesiana - May 31, 2020

Deng Xiaoping Dan Muktamar Islam China

Oleh : Imron Rosyadi Hamid
Rois Syuriyah PCINU Tiongkok

Sejak meninggalnya Mao Zedong Tahun 1976, era Revolusi Kebudayaan yang digagasnya ikut tenggelam. Naiknya Deng Xiaoping pada Tahun 1978 untuk memimpin China memberikan angin baru bagi perkembangan agama2 di China. Kebijakan reformasi ekonomi dan open door policy yang diterapkan Deng Xiaoping mensyaratkan perlunya persatuan nasional dari seluruh etnik (termasuk etnis Muslim) sekaligus China harus bekerja sama secara terbuka dengan dunia luar dalam memajukan ekonominya. Negara2 luar yang diajak bekerjasama ekonomi melalui investasi permodalan dan teknologi rata2 memiliki basis sosial keagamaan baik Kristen, Islam, Hindu, Budha, dsb. Tahun 1979 Deng Xiaoping menghidupkan kembali Departemen Agama (The people’s Republic of China State Bureau of Religious Affairs/ 中华人民共和国国家宗教事务局). Pada akhir Tahun 1979 Deng Xiaoping mengijinkan pembukaan kembali gereja2 dan masjid serta kuil menuju situasi yang disebut Fenggang Yang (2004) sebagai bringing religiuos life back to the public scene (membawa kembali kehidupan beragama ke ruang publik). Hanya hitungan bulan setelah kebijakan Deng Xiaoping diterapkan, komunitas Muslim China menggelar Muktamar ke – 4 setelah sekian puluh tahun vakum. Tanggal 6-15 April 1980 diadakanlah Muktamar Islam China yang dihadiri 256 utusan dari seluruh Tiongkok. Muktamar dipimpin oleh Burhan Zahidi aktifis Muslim era Mao dan dihadiri oleh para pejabat pemerintah.

Keterangan foto : Deng Xiaoping bersama Burhan Zahidi