
Cegah Covid-19 Agar Tak Meluas, Kemendag Fasilitasi Kesehatan untuk 157 Pasar Tradisionil di 6 Provinsi
Demi mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, Kementerian Perdagangan turun tangan dengan memberikan fasilitas kesehatan untuk 157 pasar di enam provinsi di Indonesia, mulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Khusus untuk di DKI Jakarta, Kemendag akan memberikan bantuan kepada 20 pasar tradisional, diantaranya yang cukup besar adalah Pasar Kramat Jati.
Langkah pemerintah menyalurkan berbagai bantuan guna mengurangi dampak negatif Covid-19 melalui skema bantuan sosial (bansos) dinilai akan memberi keringanan kepada masyarakat.
Pemerintah menyiapkan kebijakan jaringan pengaman sosial menghadapi Covid-19 antara lain memberi bantuan bansos sembako kepada 1,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jakarta, dan kepada 600 ribu KPM di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi selama tiga bulan, April hingga Juni dengan anggaran Rp 3,42 triliun.
Bantuan lain, melalui kartu sembako yang diberikan kepada 20 juta KPM senilai Rp 600 ribu per bulan selama 12 bulan dengan anggaran Rp 43,6 triliun.
Ada juga bantuan berupa bantuan melalui Program Keluarga Harapan selama 12 bulan dengan anggaran Rp 37,4 triliun.

Selanjutnya, bantuan sosial tunai non Jabodetabek sebanyak Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan, April hingga Juni, yang diberikan kepada 9 juta KPM, di luar penerima PKH dan Kartu Sembako, dengan anggaran mencapai Rp 16,2 triliun.
Ekonom yang juga dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah mengatakan bahwa langkah bantuan pemerintah tersebut diharapkan akan mengurangi beban masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Ketika ekonomi mengalami tekanan dan berdampak negatif kepada kelompok bawah maka bantuan sosial sangat dibutuhkan,” jelas Piter.
Pemerintah, menurutnya, memang memiliki banyak skema bantuan kepada masyarakat terdampak. Bantuan-bantuan ini juga melibatkan banyak pihak. Ada yang disalurkan kementerian dan ada yang disalurkan oleh pemerintah daerah. Karena itu, ia mendorong agar koordinasi penyaluran dibangun dengan baik. Jangan sampai bantuan bansos menjadi terlambat diterima.
“Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan mempercepat penyaluran bantuan karena masyarakat membutuhkannya segera. Bantuan sembako memang tidak memengaruhi daya beli karena diberikan dalam bentuk barang, tetapi bantuan ini dibutuhkan masyarakat tidak mampu,” simpulnya.
Ia juga berharap, di tengah pandemi, Kemendag dapat menjaga agar harga berbagai kebutuhan sembako terjangkau dan harga stabil. Karena itu, perlu menjaga rantai pasokan berbagai kebutuhan pokok masyarakat.
Piter menegaskan, yang menentukan pergerakan harga adalah ketersediaan supply yang mencukupi dan besarnya demand. Karena itu, perlu memastikan ketersediaan barang, agar harga tidak melambung. “Yang diharapkan dari Kementerian Perdagangan adalah lebih kepada menjaga ketersediaan barang,” ucap Piter.
Karena itu, langkah Kementerian Perdagangan dengan melakukan regulasi dan deregulasi, termasuk pelonggaran impor, sudah tepat. Ini dalam rangka menjaga pasokan barang-barang pangan yang tidak cukup diproduksi di dalam negeri, seperti bawang putih, bawang bombai, dan daging sapi. “Pelonggaran impor dibutuhkan dalam rangka menjaga pasokan,” kata Piter.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menekankan, agar pasokan dan harga bahan pokok tetap terkendali seperti tahun-tahun sebelumnya, diperlukan sinergi langkah dan upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, beserta pelaku usaha pangan.
“Pemerintah menyadari antisipasi dampak penyebaran virus Covid-19 ini merupakan tanggung jawab kita bersama yang memerlukan sinergi dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku usaha terkait bapok, maupun masyarakat. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat tetap tenang, tidak perlu belanja berlebihan, dan selalu menjaga kesehatan,” terang Mendag.
Mendag juga meminta para pemerintah daerah untuk memantau perkembangan harga dan pasokan bapok secara intensif. Langkah itu dibutuhkan untuk memonitor indikasi kelangkaan barang dan dapat melakukan langkah antisipasi dengan cepat.