Home Featured Bacarita Kawanua Bahas “Sampah; Mengubah Bencana Menjadi Keuntungan”
Featured - INdonesiani - INfo - July 6, 2021

Bacarita Kawanua Bahas “Sampah; Mengubah Bencana Menjadi Keuntungan”

Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) kembali gelar acara bincang-bincang. Bacarita Kawanua mengangkat topik “Sampah, Mengubah Bencana Menjadi Keuntungan”. Kegiatan daring ini disiarkan secara langsung di kanal Youtube Kerukunan Keluarga Kawanua DPP – KKK pada Minggu (6/7/2021).

Tampak kehadiran Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua Irjen. Pol (Purn.) Dr. Ronny F. Sompie, SH, MH. untuk memberikan sambutan. Mantan Kapolda Bali ini membuka acara serial wawasan kebangsaan tersebut dengan mengajak partisipan kegiatan online untuk mengucap syukur kepada Tuhan YME karena bisa menghadiri acara tersebut secara daring mengingat situasi pandemi.

Ronny Sompie menjelaskan bahwa Bacarita Kawanua digelar mempunyai tujuan demi membangun kebersamaan di antara orang kawanua. Khususnya berkaitan dengan wawasan kebangsaan sekaligus membangun persatuan dan kesatuan.

“Materi ini sangat berkaitan dengan hari lingkungan hidup yang baru saja diperingati bersama,” tutur pria berinisal RFS tersebut. “Dan menjadi semangat kita bersama dalam mengelola lingkungan hidup di mana saja kita tinggal, bekerja, dan bertugas sehari-hari.” Tutup dirjen imigrasi 2015-2020, Ronny Sompie.

Panitia acara merangkul tiga narasumber untuk memaparkan materi sesuai bidang mereka. Pertama, Dr. Ir Novrizal Tahar, IPM, Direktur Pengelolaan Sampah – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Kedua, Wilda Yanti, pengusaha pengelola sampah. Terkenal dengan julukan “Ratu Sampah”, hal ini akan dijelaskan mengapa wanita ini mendapat julukan unik itu.

Nara sumber ketiga, yaitu Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang II, Dr. Ruddy Sumampouw. Bacarita Kawanua dengan tema lingkungan hidup diselenggarakan di bawah bidang Ruddy Sumampouw.

Dr. Ir Novrizal Tahar, IPM, membacakan bagaimana situasi sampah di Indonesia. “Situasi sampah di negeri ini. Kondisi persoalan sampah bukan semakin ringan justru semakin berat lagi bebannya. Karena pola perilaku kita berubah. Umumnya sekarang banyak belanja online, sehingga packaging-nya menjadi sekali pakai.”

“Persoalan sampah ini berkaitan dengan persoalan sosial, kultural, perilaku dan sebagainya,” jelasnya. “Banyak hal banget istilahnya,” tegas Novrizal. Direktur Pengelola Sampah tersebut memaparkan bahwa dia meminjam istilah dari Presiden Joko Widodo. Hal ini disebut sebagai persoalan multi dimensi. Istilah itu pas untuk menggambarkan masalah sampah sekarang ini.

“Tapi terlepas dari itu juga sebenarnya kita juga banyak mencapai kemajuan-kemajuan juga yang perlu dicatat,” kata Novrizal optimis. Dia mengatakan Tahun 2015 Indonesia masuk dalam daftar penyumbang sampah plastik laut nomor 2 setelah Cina. “Tapi kita bisa buktikan sekarang. Kita mengalami penurunan, misalnya dari data LIPI sudah 15,3 % penurunan sampah plastik ke laut.” Jelasnya. “Walau targetnya 2025 di angka 70% dibandingkan baseline 2018.” info Tahar.

Novrizal menambahkan bahwa gerakan-gerakan partisipasi publik sekarang luar biasa salah satunya adalah Wilda Yanti yang terkenal gerakan bank sampah. “Gerakan sosial interpreneur ini tumbuh baik di indonesia saat ini. Bahkan banyak mulai berkombinasi dengan bisnis startup.” pujinya.

Wilda Yanti menceritakan bagaimana awalnya dia datang ke Jakarta. Dia memilah sampah di rumah sendiri yang ternyata hasilnya bisa membayar tagihan telepon, air, dan makin meningkat ke ketagihan lainnya. Semakin dia memilah sampah dengan baik, semakin banyak pundi-pundi yang dihasilkan. Sehingga dia berpikir ulang bagaimana jika melakukan hal tersebut dengan serius. Bahkan sampai menginpirasi banyak orang. Dimulai dari tetangga sendiri sampai ke masyarakat luas.

Wilda tak segan untuk pergi ke tempat penampungan sampah berpakaian rapih nan lengkap sambil menggunakan high heels. Dia tidak mau pekerjaan mengolah sampah membatasinya dalam bergaya, terutama menjadi diri sendiri. Hal inilah membuatnya dipanggil sebagai Ratu Sampah.

Bank Sampah adalah salah satu gerakan yang diusung oleh Wilda. Wanita asal Sumatra Barat ini mengapresiasi Novrizal, “Perkembangan Bank Sampah di masa pimpinan Direkur Pengelolaan Sampah KLHK RI ini mengalami kemajuan 100%.”

Rudy Sumampow menanggapi tantangan dari Novrizal melalui pertanyaan yang diajukan oleh moderator Sonya Sinombor, SH,” Apa yang KKK lakukan melihat situasi seperti ini. Lalu bagaimana organisasi, komunitas seperti ini partisipasinya seperti apa?”

Waketum Bidang mengatakan bahwa sudah ada rencana sinergi antar KKK dengan LSM juga pemerintah dalam program lingkungan hidup. “Sayangnya hal ini terbentur pandemi,” tutur Rudy Sumampouw. Pria berkacamata ini menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini, mereka berencana akan melakukan gerakan khusus terkait pengolahan sampah dalam skala nasional.

Ronny Sompie juga menginfokan kepada penulis bahwa kegiatan ini tidak hanya terhenti di talkshow. Nanti akan ada keseriusan. “Rencana selanjutnya Kerukunan Keluarga Kawanua akan gelar workshop mengenai pengolahan sampah secara online.” jelas Sompie.

Acara bernafas mengenai lingkungan hidup tersebut menghadirkan praktisi bidang mereka yang turut menanggapi paparan para nara sumber. Mereka adalah Ketua Departemen Lingkungan Hidup DPP Kerukunan Keluarga Kawanua Ritta Suatan, pelaku “Sampah – menjadi Kompos” dan Eco Enzime Ir. Debby Momongan.

Muda-mudi kawanua juga tidak ketinggalan, yaitu pendaur ulang sampah menjadi aksesoris dekorasi Putri Kapoh kemudian Utu Kawanua Indonesia 2021 Indonesia dan Wakil 1 Nyong Sulut 2015 Gregy Gustavo Tuerah, dan Keke Kawanua Indonesia 2021 Celine Morgan.

Talkshow berdurasi dengan rencana tayang dalam waktu 2 jam ini dipandu secara bergantian tiap segmen oleh Moudy Linturaan dan Sonya Sinombor. Segmen diskusi Bacarita Kawanua ini begitu interaktif karena mengangkat topik menarik. Hingga moderator Sinombor yang berprofesi jurnalis Kompas merasa perlu menambah durasi 30 menit.

Di awal dan di akhir acara, digelar doa bersama yang dipimpin oleh Pdt. Arnold Bolung. Pada penghujung segmen diskusi sekaligus penutupan kegiatan, Wasekjen Bidang II Lisa Moningka mengucapkan terima kasih kepada Ketum KKK, semua narasumber, penanggap, dan seluruh partisipan yang mengikuti Bacarita Kawanua yang ditayangkan tiap 2 minggu tersebut.